Rabu, 29 Februari 2012

Jam Negara

Di depan gerbang surga, banyak manusia yg mengantri untuk diadili oleh Tuhan. 

Sambil mengantri, manusia itu takjub melihat di tembok gerbang surga terdapat JAM dan label negara-negara di dunia. 

Tapi ada yg aneh dari jam tersebut, setiap negara mempunyai kecepatan putaran yg berbeda dengan jam negara lainnya. 

Melihat hal yg unik itu, salah seorang dari mereka bertanya. 

Orang Filipina : "Malaikat, kenapa tuh kok jamnya beda-beda muternya?" 

Malaikat : "Oh, kecepatan putaran itu berdsrkan tingkat korupsi negara anda, semakin cepat berarti semakin besar tingkat korupsi di negara anda." 

Orang Filipina : "Ooohhh begitu... (sambil berbisik ke yg lain) emang bener kata orang, si Estrada korupnya gila-gilaan.. Tuh jam jadi bukti.." 

Orang Thailand : "Wah brengsek! Ternyata Somchai Wongsawat juga korupsi! Pantes negara gue miskin!!" 

Orang Singapura : "Hahahah jam negara gw Slow bgt tuh.. Kebukti negara gw bersih dari yg namanya korupsi..." 

Orang Indonesia : (melihat sekeliling, ga menemukan jam negaranya). 

Lalu dia pun bertanya, "Malaikat, kenapa jam negara saya ga adaaaa ??" 

Malaikat : "Maaf, anda dari negara mana?" 

Orang Indonesia : "Indonesia!" 

Malaikat : "Sebelumnya saya minta maaf atas ketidaksopanan ini... Coba lihat kesana... Jam negara Anda kami pakai sebagai kipas angin..." 

Minum Air Suci

Empat orang biarawan diijinkan untuk pergi bermalam minggu oleh Pastur, namun harus melaporkan hal apa saja yang telah mereka lakukan. Keesokannya ….
Biarawan I : Pastur semalam saya telah berdosa karena menonton film, yang tidak sepantasnya di tonton
Pastur : Dosamu telah diampuni, karena kamu telah mengaku, Sekarang pergi dan minumlah air suci !
Biarawan IV , yang berada urutan paling belakang tersenyum kecil.
Biarawan II : Pastur, semalam saya berdosa karena saya tidak hati-hati mengendarai motor shg menabrak seekor anjing dan membunuhnya !
Pastur : Dosamu telah diampuni, karena kamu telah mengaku, Sekarang pergi dan minumlah air suci !
Biarawan IV, kembali tersenyum, diikuti dengan tertawa “he..he..he…”
Biarawan III : Pastur semalam saya berdosa karena, tidak sengaja melihat tetangga saya sedang mandi
Pastur : Dosamu telah diampuni, karena kamu telah mengaku, Sekarang pergi dan minumlah air suci !
Biarawan IV tidak tahan lagi tertawa makin keras “Hua…ha…ha….”
Pastur : Mengapa kamu tertawa seperti itu, Apa yg kamu lakukan semalam ?
Biarawan IV : ” Saya buang air kecil di tempat air suci, pastur ! “

Kamu Pesen Pasir Juga Ya ?

Disebuah kota ada sebuah gereja Katholik dengan pastornya yang mempunyai rencana untuk merenovasi gereja itu menjadi lebih besar.
Pastor itu juga mempunyai seekor burung beo yang sudah terlatih sedemikian rupa. Pada suatu hari Pastor tersebut menelepon toko bahan material untuk mempersiapkan kira-kira 2 truk pasir.
Pastor : Tapi tolong jangan dikirim dulu karena saya harus mendapatkan persetujuan dari Roma, tetapi cukup persiapkan saja pasir tersebut.
Pemilik toko : Okey, Pastor
Dua hari kemudian Pastor tersebut datang kegereja dan dia kaget sebab didepan gereja sudah menumpuk 2 truk pasir yang belum dia pesan (karena persetujuan dari Roma belum didapatkan).
Pastor tersebut marah-marah dan dia menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi tidak ada yang mengaku. Pemilik toko tersebut bersumpah-
sumpah bahwa yang memesan itu adalah pastor sendiri, suaranya mirip, katanya. Si pastor mulai curiga kepada si burung Beo, karena burung ini memang sudah sangat terlatih dan dapat menirukan banyak suara, bahkan bisa menelepon.
Pastor kepada burung beo : Kamu, ya, yg menelepon ?
Burung Beo : Enggakk, enggakkkk.
Pastor : Awas, kamu!!!
Pastor tersebut menelepon toko bahan bangunan dan meminta agar pasir tersebut diambil kembali karena dia belum merasa memesan dan
membutuhkan pasir tersebut sekarang. Pasir tersebut diambil kembali oleh toko bangunan. Tetapi dua hari kemudian saat pastor tersebut datang kembali ke gereja, didepan gereja sudah menumpuk kembali 2 truk pasir seperti terjadi beberapa hari yang lalu. Sang pastor kembali marah
-marah dan kembali menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi kembali jawabannya sama, yaitu mereka tidak tahu menahu mengenai hal tersebut. Ini pasti ulah si Beo, pikir si Pastor…. Pastor langsung
masuk keruang kerjanya, dan dilihatnya si Beo sedang bersiul-siul dengan paras muka innocent.
Pastor (marah-marah) : Kamu pasti yang pesan pasir, ya!
Beo : Engak, engakkk, engakkkk. Orang engak pesen!!
Pastor : Alaa, pasti kamu ! Awas kalau berani lagi bertingkah, gue…….(mikir)…. gue….gue salib elo.
Dengan marah-marah juga diteleponnya toko bahan bangunan dan minta agar pasir diambil lagi. Tentu saja toko bahan bangunan enggak mau, tapi masak sih Pastor berbohong, pikir pemilik toko, dan akhirnya pasir
tersebut diambil juga. Keesokan harinya si Pastor datang lagi ke gereja, dan bener…………..pasir tadi ada lagi didepan gerejanya. Kembali ditanyanya semua pekerja gereja, jawabannya sama seperti yang sudah sudah, yaitu
“enggak tahu” Yakinlah si Pastor bahwa ini pasti ulah si Beo. Dengan berangnya dia masuk ke ruang kerjanya dengan membawa kayu, paku dan palu. Ditangkapnya si Beo, dan disalibnya si Beo. Beo itu tentu saja menjerit-jerit, “bukan saya, engakkk, engakkk,,”, tapi si Pastor tidak peduli. Disalibnya si Beo, digantungkannya di dinding dan ditinggalkannya beo tersebut. Suasana ruang kerja pastor sepi sekali, yang terdengar
hanya tangisan si Beo. Anda tahu, kan, biasanya digereja Katholik selalu ada salib didinding ruangannya, begitu juga dengan ruang kerja si Pastor. Beo tersebut menangis dan tidak sengaja ketika dia menoleh ke samping dilihatnya ada salib dengan patung disalib tersebut. Kembali dengan
muka innocentnya, burung beo tersebut bertanya kepada patung yang disalib tersebut : “Mesen pasir juga, ya ??”

Pakai Tusuk Gigi

Siang yang cerah di suatu rumah, Nyonya, sambil berteriak,:
“Iyem, Parto!!! Coba kesini sebentar!”
Iyem & Parto : “Iya, Nya.”
Lalu cepat-cepat datang. Setelah sampai, segera berlutut ketakutan, karena memang nyonya mereka yang satu ini galak bin ajaib.
Iyem : “Ada apa, Nya?”
Nyonya : “Saya mau tanya, siapa saja sih yang suka memakai tusuk gigi di rumah ini. Kok belum ada seminggu, sudah habis. Perasaan, saya baru memasukkan yang baru kemarin lusa. Lho kok sekarang sudah tidak ada sama sekali?”
Iyem : “Anu, Nya. Bapak kan setiap habis makan selalu pakai tusuk gigi.”
Nyonya : “Itu sih saya tahu, Yem. Saya juga, tetapi sebanyak-banyaknya
Bapak dan saya memakai, tidak akan habis secepat ini.”
Iyem : “Anu, Nya. Den Iwan juga sering mengambil dalam jumlah yang
banyak, tapi saya tidak tahu untuk apa.”
Parto : “Katanya sih untuk prakarya, Bu.”
Nyonya : “Oh, ya sudah. Itu sih tidak apa-apa kalau untuk pelajaran. Tapi kalau tidak salah saya sering lihat kamu juga sering pakai tusuk gigi kan?”
Iyem, sambil malu-malu karena ketahuan, “Heh, iya Nya, tapi sedikit kok,
kalau perlu saja.”
Parto, tanpa perasaan bersalah, “Iya Nya, dia boros. Harusnya seperti saya saja yah, Nya. Setelah pakai, saya kembalikan lagi ke dalam tempatnya.”

Perbincangan di akhirat Perbincangan di akhirat Perbincangan Di Akhirat

Andi : Kenapa kamu sampai di akhirat ini?
Alan : Suatu hari,aku pulang dari kantor dan aku mendapati istriku tanpa busana dan dalam keadaan gugup,Intuisiku mengatakan bahwa dia habis menyeleweng, dengan sangat marah kulemparkan kulkasku ke arah seorang laki-laki yang kutemui berdiri di depan rumahku hingga dia tewas , ternyata dia cuma tetanggaku yang kebetulan lewat Dan karena kesalahan itu, pengadilan memutuskan hukuman mati bagiku. Kalau kamu kenapa?
Andi : Suatu hari aku baru pulang dari kantor, aku berdiri di depan rumah tetanggaku, bermaksud meminjam tangga, tetapi tiba-tiba sebuah kulkas melayang ke arahku, dan tahu-tahu aku berada di sini.
Alan : Kalau begitu,kau pasti orang yang kulempar, maafkanlah aku.
Andi : Tidak apa-apa.
Alan : Kalau kamu kenapa bisa tiba di sini? (tanya Alan pada salah seorang pria yang berdiri di sampingnya)
Pria : Akulah orang yang berada di dalam kulkas itu.